Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah oleh Michael H. Hart bagian 1
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
1. Nabi Muhammad
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi
Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang
lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya
manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik
dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga
sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di
dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin
tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya
masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang
tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan
dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat
perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota
Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu
merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan
dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam
menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai
membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda
berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak
petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak
memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah
kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari
merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang
Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun,
Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan
memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya
menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala
memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi
sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya,
pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke
Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi
kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik
balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil
pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat
dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang
sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad
bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah.
Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali
ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan
kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan
tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa
efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi
turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah
mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak
satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari
kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi,
Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada
keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan
penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab
berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri
Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai
pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan
ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran,
pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan
Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman
Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam
pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun
642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di
bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab--
itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan
Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari
situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak
kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira
pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732,
dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang
telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang
Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang
Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah
empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai
Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia.
Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan
berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan
wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut
setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di
Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil
dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir
dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti
halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus
dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan
penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India
sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan
faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru
itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang
paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama
juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu
sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam
buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali
lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya
apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi
pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam
pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun
Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen
(sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St.
Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan
penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja
bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap
pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci
Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari
Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama
Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan
tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan
pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada
wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari
ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran
bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum
Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya.
Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St.
Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut
agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah
kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan
Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta
menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan
bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan
sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah,
orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari
seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan
mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar
tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan
yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada
alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa
Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di
abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini,
walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah
bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh
bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar
dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga
Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan
Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan.
Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa
Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah
ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan
terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara
tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang
bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan
mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri
berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam
sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah
barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil
langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan,
penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan
penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya
menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi
yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam
arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
2. Isaac newton
Isaac Newton, ilmuwan paling besar
dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope,
Inggris, tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya
Galileo. Seperti halnya Nabi Muhammad, dia lahir sesudah ayahnya meninggal. Di
masa bocah dia sudah menunjukkan kecakapan yang nyata di bidang mekanika dan
teramat cekatan menggunakan tangannya. Meskipun anak dengan otak cemerlang, di
sekolah tampaknya ogah-ogahan dan tidak banyak menarik perhatian. Tatkala
menginjak akil baliq, ibunya mengeluarkannya dari sekolah dengan harapan anaknya
bisa jadi petani yang baik. Untungnya sang ibu bisa dibujuk, bahwa bakat
utamanya tidak terletak di situ. Pada umurnya delapan belas dia masuk
Universitas Cambridge. Di sinilah Newton secara kilat menyerap apa yang kemudian
terkenal dengan ilmu pengetahuan dan matematika dan dengan cepat pula mulai
melakukan penyelidikan sendiri. Antara usia dua puluh satu dan dua puluh tujuh
tahun dia sudah meletakkan dasar-dasar teori ilmu pengetahuan yang pada
gilirannya kemudian mengubah dunia.
Pertengahan abad ke-17 adalah
periode pembenihan ilmu pengetahuan. Penemuan teropong bintang dekat permulaan
abad itu telah merombak seluruh pendapat mengenai ilmu perbintangan. Filosof
Inggris Francis Bacon dan Filosof Perancis Rene Descartes kedua-duanya berseru
kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada kekuasaan
Aristoteles, melainkan melakukan percobaan dan penelitian atas dasar titik tolak
dan keperluan sendiri. Apa yang dikemukakan oleh Bacon dan Descartes, sudah
dipraktekkan oleh si hebat Galileo. Penggunaan teropong bintang, penemuan baru
untuk penelitian astronomi oleh Newton telah merevolusionerkan penyelidikan
bidang itu, dan yang dilakukannya di sektor mekanika telah menghasilkan apa yang
kini terkenal dengan sebutan "Hukum gerak Newton" yang pertama.
Ilmuwan besar lain, seperti William
Harvey, penemu ihwal peredaran darah dan Johannes Kepler penemu tata gerak
planit-planit di seputar matahari, mempersembahkan informasi yang sangat
mendasar bagi kalangan cendikiawan. Walau begitu, ilmu pengetahuan murni masih
merupakan kegemaran para intelektual, dan masih belum dapat dibuktikan --apabila
digunakan dalam teknologi-- bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah pola dasar
kehidupan manusia sebagaimana diramalkan oleh Francis Bacon.
Walaupun Copernicus dan Galileo
sudah menyepak ke pinggir beberapa anggapan ngelantur tentang pengetahuan purba
dan telah menyuguhkan pengertian yang lebih genah mengenai alam semesta, namun
tak ada satu pokok pikiran pun yang terumuskan dengan seksama yang mampu
membelokkan tumpukan pengertian yang gurem dan tak berdasar seraya menyusunnya
dalam suatu teori yang memungkinkan berkembangnya ramalan-ramalan yang lebih
ilmiah. Tak lain dari Isaac Newton-lah orangnya yang sanggup menyuguhkan
kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan
modern yang kini arusnya jadi anutan orang.
Newton sendiri agak ogah-ogahan
menerbitkan dan mengumumkan penemuan-penemuannya. Gagasan dasar sudah disusunnya
jauh sebelum tahun 1669 tetapi banyak teori-teorinya baru diketahui publik
bertahun-tahun sesudahnya. Penerbitan pertama penemuannya adalah menyangkut
penjungkir-balikan anggapan lama tentang hal-ihwal cahaya. Dalam serentetan
percobaan yang seksama, Newton menemukan fakta bahwa apa yang lazim disebut
orang "cahaya putih" sebenarnya tak lain dari campuran semua warna yang
terkandung dalam pelangi. Dan ia pun dengan sangat hati-hati melakukan analisa
tentang akibat-akibat hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Berpegang pada
hukum ini dia --pada tahun 1668-- merancang dan sekaligus membangun teropong
refleksi pertama, model teropong yang dipergunakan oleh sebagian terbesar
penyelidik bintang-kemintang saat ini. Penemuan ini, berbarengan dengan
hasil-hasil yang diperolehnya di bidang percobaan optik yang sudah
diperagakannya, dipersembahkan olehnya kepada lembaga peneliti kerajaan Inggris
tatkala ia berumur dua puluh sembilan tahun.
Keberhasilan Newton di bidang optik
saja mungkin sudah memadai untuk mendudukkan Newton pada urutan daftar buku ini.
Sementara itu masih ada penemuan-penemuan yang kurang penting di bidang
matematika murni dan di bidang mekanika. Persembahan terbesarnya di bidang
matematika adalah penemuannya tentang "kalkulus integral" yang mungkin
dipecahkannya tatkala ia berumur dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun.
Penemuan ini merupakan hasil karya terpenting di bidang matematika modern. Bukan
semata bagaikan benih yang daripadanya tumbuh teori matematika modern, tetapi
juga perabot tak terelakkan yang tanpa penemuannya itu kemajuan pengetahuan
modern yang datang menyusul merupakan hal yang mustahil. Biarpun Newton tidak
berbuat sesuatu apapun lagi, penemuan "kalkulus integral"-nya saja sudah memadai
untuk menuntunnya ke tangga tinggi dalam daftar urutan buku ini.
Tetapi penemuan-penemuan Newton yang
terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu
benda. Galileo merupakan penemu pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu
obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya
semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling penting
dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam keadaan itu. Masalah
ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan
dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua
(secara matcmatik dijabarkan dcngan persamaan F = m.a) menetapkan bahwa
akselerasi obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda. Terhadap
kedua hukum itu Newton menambah hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak
(menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang
sama dengan yang bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang
kaidah ilmiah hukum gaya berat universal. Keempat perangkat hukum ini, jika
digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang berlaku buat seluruh
makro sistem mekanika, mulai dari pergoyangan pendulum hingga gerak
planit-planit dalam orbitnya mengelilingi matahari yang dapat diawasi dan
gerak-geriknya dapat diramalkan. Newton tidak cuma menetapkan hukum-hukum
mekanika, tetapi dia sendiri juga menggunakan alat kalkulus matematik, dan
menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini dapat dipergunakan bagi pemecahan
problem.
Hukum Newton dapat dan sudah
dipergunakan dalam skala luas bidang ilmiah serta bidang perancangan pelbagai
peralatan teknis. Dalam masa hidupnya, pemraktekan yang paling dramatis adalah
di bidang astronomi. Di sektor ini pun Newton berdiri paling depan. Tahun 1678
Newton menerbitkan buku karyanya yang masyhur Prinsip-prinsip matematika
mengenai filsafat alamiah (biasanya diringkas Principia saja). Dalam buku itu
Newton mengemukakan teorinya tentang hukum gaya berat dan tentang hukum gerak.
Dia menunjukkan bagaimana hukum-hukum itu dapat dipergunakan untuk memperkirakan
secara tepat gerakan-gerakan planit-planit seputar sang matahari. Persoalan
utama gerak-gerik astronomi adalah bagaimana memperkirakan posisi yang tepat dan
gerakan bintang-kemintang serta planit-planit, dengan demikian terpecahkan
sepenuhnya oleh Newton hanya dengan sekali sambar. Atas karya-karyanya itu
Newton sering dianggap seorang astronom terbesar dari semua yang terbesar.
Apa penilaian kita terhadap arti
penting keilmiahan Newton? Apabila kita buka-buka indeks ensiklopedia ilmu
pengetahuan, kita akan jumpai ihwal menyangkut Newton beserta hukum-hukum dan
penemuan-penemuannya dua atau tiga kali lebih banyak jumlahnya dibanding ihwal
ilmuwan yang manapun juga. Kata cendikiawan besar Leibniz yang sama sekali tidak
dekat dengan Newton bahkan pernah terlibat dalam suatu pertengkaran sengit:
"Dari semua hal yang menyangkut matematika dari mulai dunia berkembang hingga
adanya Newton, orang itulah yang memberikan sumbangan terbaik." Juga pujian
diberikan oleh sarjana besar Perancis, Laplace: "Buku Principia Newton berada
jauh di atas semua produk manusia genius yang ada di dunia." Dan Langrange
sering menyatakan bahwa Newton adalah genius terbesar yang pernah hidup.
Sedangkan Ernst Mach dalam tulisannya di tahun 1901 berkata, "Semua masalah
matematika yang sudah terpecahkan sejak masa hidupnya merupakan dasar
perkembangan mekanika berdasar atas hukum-hukum Newton." Ini mungkin merupakan
penemuan besar Newton yang paling ruwet: dia menemukan wadah pemisahan antara
fakta dan hukum, mampu melukiskan beberapa keajaiban namun tidak banyak menolong
untuk melakukan dugaan-dugaan; dia mewariskan kepada kita rangkaian kesatuan
hukum-hukum yang mampu dipergunakan buat permasalahan fisika dalam ruang lingkup
rahasia yang teramat luas dan mengandung kemungkinan untuk melakukan
dugaan-dugaan yang tepat.
Dalam uraian yang begini ringkas,
adalah mustahil membeberkan secara terperinci penemuan-penemuan Newton.
Akibatnya, banyak karya-karya yang agak kurang tenar terpaksa harus disisihkan
biarpun punya makna penting di segi penemuan dalam bidang masalahnya sendiri.
Newton juga memberi sumbangsih besar di bidang thermodinamika (penyelidikan
tentang panas) dan di bidang akustik (ilmu tentang suara). Dan dia pulalah yang
menyuguhkan penjelasan yang jernih bagai kristal prinsip-prinsip fisika tentang
"pengawetan" jumlah gerak agar tidak terbuang serta "pengawetan" jumlah gerak
sesuatu yang bersudut. Antrian penemuan ini kalau mau bisa diperpanjang lagi:
Newtonlah orang yang menemukan dalil binomial dalam matematika yang amat logis
dan dapat dipertanggungjawabkan. Mau tambah lagi? Dia juga, tak lain tak bukan,
orang pertama yang mengutarakan secara meyakinkan ihwal asal mula
bintang-bintang.
Nah, sekarang soalnya begini:
taruhlah Newton itu ilmuwan yang paling jempol dari semua ilmuwan yang pernah
hidup di bumi. Paling kemilau bagaikan batu zamrud di tengah tumpukan batu kali.
Taruhlah begitu. Tetapi, bisa saja ada orang yang mempertanyakan alasan apa
menempatkan Newton di atas pentolan politikus raksasa seperti Alexander Yang
Agung atau George Wasington, serta disebut duluan ketimbang tokoh-tokoh agama
besar seperti Nabi Isa atau Budha Gautama. Kenapa mesti begitu?
Pertimbangan saya begini. Memang
betul perubahan-perubahan politik itu penting kalau tidak teramat penting. Walau
begitu, bagaimanapun juga pada umumnya manusia sebagaian terbesar hidup nyaris
tak banyak beda antara mereka di jaman lima ratus tahun sesudah Alexander wafat
dengan mereka di jaman lima ratus sebelum Alexander muncul dari rahim ibunya.
Dengan kata lain, cara manusia hidup di tahun 1500 sesudah Masehi boleh dibilang
serupa dengan cara hidup buyut bin buyut bin buyut mereka di tahun 1500 sebelum
Masehi. Sekarang, tengoklah dari sudut perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lima
abad terakhir, berkat penemuan-penemuan ilmiah modern, cara hidup manusia
sehari-hari sudah mengalami revolusi besar. Cara berbusana beda, cara makan
beda, cara kerja dan ragamnya beda. Bahkan, cara hidup santai berleha-leha pun
sama sekali tidak mirip dengan apa yang diperbuat orang jaman tahun 1500 sesudah
Masehi. Penemuan ilmiah bukan saja sudah merevolusionerkan teknologi dan
ekonomi, tetapi juga sudah mengubah total segi politik, pemikiran keagamaan,
seni dan falsafah. Sangat langkalah aspek kehidupan manusia yang tetap "jongkok
di tempat" tak beringsut sejengkal pun dengan adanya revolusi ilmiah. Alasan ini
--sekali lagi alasan ini-- yang jadi sebab mengapa begitu banyak ilmuwan dan
penemu gagasan baru tercantum di dalam daftar buku ini. Newton bukan semata yang
paling cerdas otak diantara barisan cerdas otak, tetapi sekaligus dia tokoh yang
paling berpengaruh di dalam perkembangan teori ilmu. Itu sebabnya dia peroleh
kehormatan untuk didudukkan dalam urutan hampir teratas dari sekian banyak
manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Newton menghembuskan
nafas penghabisan tahun 1727, dikebumikan di Westminster Abbey, ilmuwan pertama
yang memperoleh penghormatan macam itu.
3.
Pengaruh Nabi Isa terhadap sejarah
kemanusiaan begitu jelas dan begitu besar. Rasanya tak banyak orang yang
mempersoalkan apa sebab Nabi Isa berada di tempat hampir teratas dalam daftar
buku ini. Malahan, mungkin banyak orang bertanya-tanya kenapa Isa tidak berada
di tempat teratas.
Akan halnya kekristenan, tak adalah
kiranya masalahnya. Dalam perjalanan sang waktu tak syak lagi agama ini sudah
peroleh pemeluk lebih besar dari agama lain yang mana pun juga. Perlu ditegaskan
bukanlah perihal pengaruh dari pelbagai agama yang menjadi titik perhitungan di
buku ini, melainkan ihwal yang menyangkut pengaruh perorangan. Tidaklah seperti
Agama Islam, Agama Nasrani didirikan bukan oleh seorang melainkan dua -- Isa dan
St. Paul -- karena itu pengakuan jasa-jasa atas
perkembangan agama itu harus dibagi sama antara kedua tokoh itu.
Nabi Isa meletakkan dasar-dasar
pokok gagasan etika kekristenan termasuk pandangan spiritual serta ide pokok
mengenai tingkah laku.manusia. Sedangkan teologi Kristen dikelola dasar-dasarnya
oleh St. Paul. Isa mempersembahkan pesan-pesan spiritual sedangkan St. Paul
menambahkannya ke dalam bentuk pemujaan terhadap Isa. Lebih dari itu, St. Paul
merupakan penulis bagian-bagian penting Perjanjian Baru dan merupakan penganjur
pertama orang-orang agar memeluk Agama Nasrani pada abad pertama lahirnya agama
itu.
Isa terhitung berusia muda tatkala
"wafat" (lain halnya dengan Buddha atau Muhammad), dan yang ditinggalkannya hanya sejumlah
terbatas pengikut. Tatkala Isa mangkat, pengikutnya cuma terdiri dari sejumlah
kecil sekte Yahudi. Baru lewat tulisan-tulisan St. Paul dan kegigihan khotbahnya
yang tak kenal lelah, sekte kecil itu dirubah menjadi kekuatan dinamis dan
merupakan gerakan yang lebih besar, baik terdiri dari orang Yahudi maupun bukan.
Dari situlah-akhirnya- tumbuh menjadi salah satu agama besar dunia.
Akibat hal-hal itu sementara orang
beranggapan St. Paul-lah dan bukan Isa yang lebih layak
dipandang sebagai pendiri Agama Nasrani, karena itu tempatnya dalam daftar
urutan buku ini mesti lebih tinggi ketimbang Isa! Biarpun sulit dibayangkan apa
wujud kekristenan tanpa St. Paul, tapi sebaliknya juga amatlah jelas: tanpa Nabi
Isa, Agama Nasrani tak akan pernah ada samasekali.
Sebaliknya, tampak tak beralasan
menganggap Isa bertanggung jawab terhadap semua keadaan seperti penilaian
gereja-gereja Kristen serta pribadi-pribadi pemeluk Agama Nasrani kemudian,
khusus sejak Isa sendiri tidak setuju dengan sikap-sikap seperti itu. Di antara
mereka -misalnya perang agama antar mazhab-mazhab Nasrani, penyembelihan kejam
dan pemburuan terhadap orang Yahudi- merupakan kontradiksi dengan sikap dan
ajaran Isa. Rasanya tak beralasan menganggap bahwa perbuatan itu disetujui oleh
Isa.
Di samping itu walau ilmu
pengetahuan modern pertama kali tumbuh di negeri-negeri pemeluk Nasrani di Eropa
Barat tapi rasanya tidak kena kalau hal itu dianggap sebagai tanggung jawab Isa.
Dengan sendirinya tak seorang pun di antara para pemuka pemeluk Kristen
menafsirkan ajaran Isa sebagai suatu seruan untuk melakukan penyelidikan ilmiah
terhadap dunia dalam arti fisik. Yang terjadi justru sebaliknya:
berbondong-bondongnya masyarakat Romawi memeluk Agama Nasrani mengakibatkan
merosotnya baik dasar umum teknologi maupun tingkat umum minat terhadap ilmu
pengetahuan.
Bahwa ilmu pengetahuan kebetulan
tumbuh di Eropa sebenarnya suatu petunjuk adanya kultur yang diwariskan
turun-temurun yang selaras dengan jalan pikiran ilmiah. Ini samasekali tak ada
sangkut-pautnya dengan ajaran-ajaran Isa tapi berkat pengaruh rasionalisme
Yunani yang jelas tercermin dalam karya-karya Aristoteles dan Euclid. Adalah
perlu dicatat timbulnya ilmu pengetahuan modern bukanlah di masa jaya-jayanya
kekuasaan gerejani dan kesucian Kristen melainkan pada saat mulai menyingsingnya
renaissance, saat tatkala Eropa sedang mencoba memperbaharui warisan sebelum
Isa.
Kisah kehidupan Isa jika dikaitkan
dengan Perjanjian Baru tentulah sudah tidak asing lagi bagi para pembaca, karena
itu bisa membosankan jika dikunyah-kunyah lagi. Tapi, ada juga segi-segi yang
masih layak dicatat. Pertama, sebagian terbesar informasi yang kita peroleh
tentang kehidupan Isa tidak karu-karuan, simpang-siur tak menentu. Bahkan kita
tidak tahu siapa nama aslinya. Besar kemungkinan nama aslinya Yehoshua, sebuah
nama umum orang Yahudi (orang Inggris menyebutnya Yoshua). Dan tahun
kelahirannya pun tidaklah pasti, walaupun tahun 6 sebelum Masehi dapat dijadikan
pegangan.
Bahkan tahun wafatnya pun yang
mestinya diketahui dengan jelas oleh para pengikutnya, juga belum bisa
dipastikan hingga hari ini. Isa sendiri tidak meninggalkan karya tulisan
samasekali, sehingga sebetulnya segala sesuatu mengenai peri kehidupannya
berpegang pada penjelasan Perjanjian Baru.
Malangnya, ajaran-ajaran Isa
bertentangan satu sama lain dalam banyak pokok masalah. Matthew dan Lukas
menyuguhkan versi yang samasekali berbeda mengenai kata-kata akhir yang
diucapkan Isa. Kedua versi ini sepintas lalu tampak berasal dari kutipan-kutipan
langsung dari Perjanjian Lama.
Sesungguhnya bukanlah barang
kebetulan Isa mampu mcngutip dari Perjanjian Lama. Sebab, meskipun Isa pemuka
Agama Nasrani, dia sendiri sebetulnya seorang Yahudi yang taat. Sudah sering
sekali ditunjukkan bahwa Isa dalam banyak hal teramat mirip dengan nabi-nabi
kaum dari Perjanjian Lama dan dia terpengaruh secara mendalam dengan mereka.
Seperti halnya nabi-nabi, Isa memiliki pesona personalitas luar biasa yang
meninggalkan kesan mendalam dan tak terhapuskan begitu bertemu dengannya. Isa
seorang yang mempunyai daya kharisma dalam arti yang sesungguh-sungguhnya .
Berbeda sangat dengan Muhammad yang
menggenggam kekuasaan agama dan politik di satu tangan, Isa tidak yunya pengaruh
politis di masa hidupnya ataupun di abad berikutnya. (Kedua manusia itu memang
punya pengaruh tidak langsung dalam jangka panjang perkembangan politik). Isa
menyebar pengaruh sepenuhnya dalam ruang lingkup etika dan merupakan seorang
pemimpin spiritual.
Apabila peninggalan Isa semata-rnata
dalam kwalitas selaku pemuka spirituaI, tentu saja tepat jika orang
mempertanyakan sampai sejauh mana gagasan spiritualnya mempengaruhi dunia. Salah
satu sentral ajaran Isa tentu saja Golden Rule-nya. Kini, Golden Rule-nya itu
sudah diterima oleh banyak orang, apakah dia itu Nasrani atau bukan sebagai
patokan tingkah laku moral. Kita bisa saja berbuat tidak selalu atas dasar
patokan itu, tetapi sedikitnya kita mencoba menyelusuri relnya. Jika Isa benar
merupakan perumus pertama dari patokan dan petunjuk yang sudah diterima sebagai
hampir prinsip yang universal, bisa dipastikan dia layak didudukkan pada urutan
pertama daftar ini.
Tapi, fakta menunjukkan yang
namanya, Golden Rule itu sebenarnya sudah menjadi patokan yang jadi pegangan
Yudaisme, jauh sebetum Isa lahir. Pendeta Hillel, pemuka Yahudi yang hidup satu
abad sebelum Masehi secara terang-terangan mengatakan bahwa Golden Rule itu
adalah patokan utama Yudaisme.
Hal ini bukan saja diketahui oleh
dunia Barat melainkan juga Timur. Filosof Cina Kong Hu-Cu telah mengusulkan
konsepsi ini pada tahun 500 sebelum Masehi. Juga kata-kata seperti itu terdapat
di dalam Mahabharata, kumpulan puisi Hindu purba. Jadi, kenyataan menunjukkan
bahwa filosofi yang terkandung di dalam The Golden Rule diterima oleh hampir
tiap kelompok agama besar.
Apakah ini berarti Isa tak punya
gagasan etik yang orisinil? Bukan begitu! Pandangan yang bermutu tinggi dan
terang benderang di persembahkan dalam Matthew 5:43-44:
Kamu dengar apa yang dikatakan bahwa
kamu harus mencintai tetanggamu dan membenci musuhmu. Tapi kukatakan padamu,
kasihanilah mereka yang telah mengutukmu, berbuat baiklah kepada mereka yang
membencimu, berdoalah buat mereka yang menaruh dendam kepadamu dan
menganiayamu.
Dan kalimat sebelumnya berbunyi "
... janganlah melawan kejahatan. Jika mereka tampar pipi kananmu, berikan pipi
kirimu juga."
Kini, pendapat ini bukan merupakan
bagian dari Yudaisme di masa Isa dan bukan pula jadi bagian pegangan Agama-agama
lain. Sudah dapat dipastikan merupakan yang pernah terdengar. Apabila ide ini
dianut secara meluas, saya tidak ragu maupun bimbang sedikit pun menempatkan
Yesus dalam urutan pertama dalam daftar.
Tapi, kenyataan menunjukkan anutan
ide itu tidaklah meluas benar. Malahan, umumnya takkan bisa diterima. Sebagian
besar pemeluk Nasrani rnenganggap perintah "Cintailah musuhmu" hanyalah bisa
direalisir dalam dunia sempurna, tapi tidak bisa jalan selaku penuntun tingkah
laku di dunia tempat kita semua hidup sekarang ini. Umumnya ajaran itu tidak
dilaksanakan, dan pula tidak mengharapkan orang lain melakukannya. Kepada
anak-anak pun kita tidak memberi ajaran begitu. Ajaran Isa yang paling nyata
adalah tetap merupakan semacam ajaran yang bersifat kelompok dan secara mendasar
tak liwat anjuran yang teruji lebih dulu.
4. buddha
Gautama Buddha nama aslinya pangeran Siddhartha pendiri Agama Buddha, salah satu
dari agama terbesar di dunia. Putra raja Kapilavastu, timur laut India.
berbatasan dengan Nepal. Siddhartha sendiri (marga Gautama dari suku Sakya)
konon lahir di Lumbini yang kini termasuk wilayah negara Nepal. Kawin pada umur
enam belas tahun dengan sepupunya yang sebaya. Dibesarkan di dalam istana mewah,
pangeran Siddhartha tak betah dengan hidup enak berleha-leha, dan dirundung rasa
tidak puas yang amat. Dari jendela istana yang gemerlapan dia menjenguk ke luar
dan tampak olehnya orang-orang miskin terkapar di jalan-jalan, makan pagi sore
tidak, atau tidak mampu makan sama sekali. Hari demi hari mengejar kebutuhan
hidup yang tak kunjung terjangkau bagai seikat gandum di gantung di moncong
keledai. Tarolah itu yang gembel. Sedangkan yang berpunya pun sering kehinggapan
rasa tak puas, waswas gelisah, kecewa dan murung karena dihantui serba penyakit
yang setiap waktu menyeretnya ke liang lahat. Siddhartha berpikir, keadaan ini
mesti dirobah. Mesti terwujud makna hidup dalam arti kata yang sesungguhnya, dan
bukan sekedar kesenangan yang bersifat sementara yang senantiasa dibayangi
dengan penderitaan dan kematian.
Tatkala berumur dua puluh sembilan
tahun, tak lama sesudah putra pertamanya lahir, Gautama mengambil keputusan dia
mesti meninggalkan kehidupan istananya dan mengharnbakan diri kepada upaya
mencari kebenaran sejati yang bukan sepuhan. Berpikir bukan sekedar berpikir,
melainkan bertindak. Dengan lenggang kangkung dia tinggalkan istana, tanpa
membawa serta anak-bini, tanpa membawa barang dan harta apa pun, dan menjadi
gelandangan dengan tidak sepeser pun di kantong. Langkah pertama, untuk
sementara waktu, dia menuntut ilmu dari orang-orang bijak yang ada saat itu dan
sesudah merasa cukup mengantongi ilmu pengetahuan, dia sampai pada tingkat
kesimpulan pemecahan masalah ketidakpuasan manusia.
Umum beranggapan, bertapa itu jalan
menuju kearifan sejati. Atas dasar anggapan itu Gautama mencoba menjadi seorang
pertapa, bertahun-tahun puasa serta menahan nafsu sehebat-hebatnya. Akhirnya dia
sadar laku menyiksa diri ujung-ujungnya cuma mengaburkan pikiran, dan bukannya
malah menuntun lebih dekat kepada kebenaran sejati. Pikir punya pikir, dia
putuskan mendingan makan saja seperti layaknya manusia normal dan stop bertapa
segala macam karena perbuatan itu bukan saja tidak ada gunanya melainkan bisa
bikin badan kerempeng, loyo, mata kunang-kunang, ngantuk, linu, bahkan juga
mendekati bego.
Dalam kesendirian yang tenang
tenteram dia bergumul dengan perikehidupan problem manusiawi. Akhirnya pada
suatu malam, ketika dia sedang duduk di bawah sebuah pohon berdaun lebar dan
berbuahkan semacarn bentuk buah pir yang sarat biji segala macam, maka
berdatanganlah teka-teki masalah hidup seakan berjatuhan menimpanya. Semalam
suntuk Siddhartha merenung dalam-dalam dan ketika mentari merekah di ufuk timur
dia tersentak dan berbarengan yakin bahwa terpecahkan sudah persoalan yang rumit
dan dia pun mulai saat itu menyebut dirinya Buddha "orang yang diberi
penerangan."
Pada saat itu umurnya menginjak tiga
puluh lima tahun. Sisa umurnya yang empat puluh lima tahun dipergunakannya
berkelana sepanjang India bagian utara, menyebarkan filosofi barunya di depan
khalayak siapa saja yang sudi mendengarkan. Saat dia wafat, tahun 483 sebelum
Masehi, sudah ratusan ribu pemeluk ajarannya. Meskipun ucapan-ucapannya masih
belum ditulis orang tapi petuah-petuahnya dihafal oleh banyak pengikutnya di
luar kepala, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat mulut
semata.
Pokok ajaran Buddha dapat diringkas
di dalam apa yang menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:"
pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia; kedua, sebab-musabab
ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta
terbelenggu oleh nafsu; ketiga, pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu
dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam
ajaran Buddha disebut nirvana; keempat, menimbang benar, berpikir benar,
berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat
benar, meditasi benar. Dapat ditarnbahkan Agama Buddha itu terbuka buat siapa
saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang membedakannya dengan Agama
Hindu).
Beberapa saat sesudah Gautama wafat
agama baru ini merambat pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi, seorang kaisar
India yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk Agama Buddha. Berkat
dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras, bukan saja di India tapi
juga di Birma. Dari sini agarna itu menjalar ke seluruh Asia Tenggara, ke
Malaysia dan Indonesia.
Angin penyebaran pengaruh itu bukan
cuma bertiup ke selatan melainkan juga ke utara, menerobos masuk Tibet, ke
Afghanistan dan Asia Tengah. Tidak sampai situ. Dia mengambah Cina dan merenggut
pengaruh yang bukan buatan besarnya dan dari sana menyeberang ke Jepang dan
Korea.
Sedangkan di India sendiri agama
baru itu mulai menurun pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi malahan
nyaris punah di tahun 1200. Sebaliknya di Cina dan di Jepang, Agama Buddha tetap
bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di Tibet dan Asia Tenggara agama itu
mengalami masa jayanya berabad-abad.
Ajaran-ajaran Buddha tidak tertulis
hingga berabad-abad sesudah wafatnya Gautama. Karena itu mudahlah dimaklumi
mengapa Agama itu terpecah-pecah ke dalam pelbagai sekte. Dua cabang besar Agama
Buddha adalah cabang Theravada-pengaruhnya terutama di Asia Tenggara dan menurut
anggapan sebagian besar sarjana-sarjana Barat cabang inilah yang paling
mendekati ajaran-ajaran Buddha yang asli-. Cabang lainnya adalah Mahayana, bobot
pengaruhnya terletak di Tibet, Cina dan juga di Asia Tenggara secara umum.
Buddha, selaku pendiri salah satu
agama terbesar di dunia, jelas layak menduduki urutan tingkat hampir teratas
dalam daftar buku ini. Karena jumlah pemeluk Agama Buddha tinggal 200 juta
dibanding dengan pemeluk Agama Islam yang 500 juta banyaknya dan satu milyar
pemeluk Agama Nasrani, dengan sendirinya pengaruh Buddha lebih kecil ketimbang
Muhammad atau Isa. Akan tetapi, beda jumlah penganut -jika dijadikan ukuran yang
keliwat ketat- bisa juga menyesatkan. Misalnya, matinya atau merosotnya Agama
Buddha di India bukan merosot sembarang merosot melainkan karena Agama Hindu
sudah menyerap banyak ajaran dan prinsip-prinsip Buddha ke dalam tubuhnya. Di
Cina pun, sejumlah besar penduduk yang tidak lagi terang-terangan menyebut
dirinya penganut Buddha dalam praktek kehidupan sehari-hari sebenarnya amat di
pengaruhi oleh filosofi agama.
Agama Buddha, jauh mengungguli baik
Islam maupun Nasrani, punya anasir pacifis yang amat menonjol. Pandangan yang
berpangkal pada tanpa kekerasan ini memainkan peranan penting dalam sejarah
politik negara-negara berpenganut Buddha.
Banyak orang bilang bila suatu saat
kelak Isa turun kembali ke bumi dia akan melongo kaget melihat segala apa yang
dilakukan orang atas namanya, dan akan cemas atas pertumpahan darah yang terjadi
dalam pertentangan antar sekte yang saling berbeda pendapat yang sama-sama
mengaku jadi pengikutnya. Begitu juga akan terjadi pada diri Buddha. Dia tak
bisa tidak akan ternganga-nganga menyaksikan begitu banyaknya sekte-sekte Agama
Buddha yang bertumbuhan di mana-mana, saling berbeda satu sama lain walau
semuanya mengaku pemeluk Buddha. Narnun, bagaimanapun semrawutnya sekte-sekte
yang saling berbeda itu tidaklah sarnpai menimbulkan perang agama berdarah
seperti terjadi di dunia Kristen Eropa. Dalam hubungan ini, paling sedikit
berarti ajaran Buddha tampak jauh mendalam dihayati oleh pemeluknya ketimbang
ajaran-ajaran Isa dalarn kaitan yang sama.
Buddha dan Kong Hu-Cu kira-kira
punya pengaruh setaraf terhadap dunia. Keduanya hidup di kurun waktu yang hampir
bersamaan, dan jumlah pengikutnya pun tak jauh beda. Pilihan saya menempatkan
nama Buddha lebih dulu daripada Kong Hu-Cu dalam urutan disandarkan atas dua
pertimbangan: pertama, perkembangan Komunisme di Cina nyaris menyapu habis
pengaruh Kong Hu -Cu, sedangkan tampaknya masa depan Buddha masih lebih banyak
celah dan pengaruh ketimbang dalam Kong Hu-Cu; kedua, kegagalan ajaran Kong
Hu-Cu menyebar luas ke luar batas Cina menunjukkan betapa erat taut bertautnya
ajaran Kong Hu-Cu dengan sikap dan tata cara jaman Cina lama. Sebaliknya, ajaran
Buddha tak ada mengandung pernyataan ulangan atau mengunyah-ngunyah filosofi
India terdahulu, dan Agama Buddha menyebar melangkah batas pekarangan negerinya
-India- bersandarkan gagasan tulen Gautama serta jangkauan luas filosofinya.
5. Kong Hu-Cu
Tak salah lagi, Kong Hu-Cu seorang filosof besar Cina. Dan tak salah lagi,
dialah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan
orang Cina yang paling mendasar. Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang
dan konsepsi suatu pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan
memerintahnya liwat tingkah laku teladan- telah menyerap jadi darah daging
kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama lebih dari dua ribu tahun. Lebih dari
itu, juga berpengaruh terhadap sebahagian penduduk dunia lain.
Lahir sekitar tahun 551 SM di kota
kecil Lu, kini masuk wilayah propinsi Shantung di timur laut daratan Cina. Dalam
usia muda ditinggal mati ayah, membuatnya hidup sengsara di samping ibunya.
Waktu berangkat dewasa dia jadi pegawai negeri kelas teri tapi sesudah selang
beberapa tahun dia memutuskan mendingan copot diri saja. Sepanjang enam belas
tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi guru, sedikit demi sedikit mencari pengaruh dan
pengikut anutan filosofinya. Menginjak umur lima puluh tahun bintangnya mulai
bersinar karena dia dapat kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu.
Sang nasib baik rupanya tidak
selamanya ramah karena orang-orang yang dengki dengan ulah ini dan ulah itu
menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja berhasil mencopotnya dari kursi
jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak kurang dari tiga belas tahun
lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah, jadi guru keliling, baru
pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479 SM.
Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku
pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali
mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan
mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metaflsika. Dia
-tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler, cuma berurusan dengan
masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku akhlak.
Ada dua nilai yang teramat penting,
kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:" "Yen" sering diterjemahkan dengan kata
"Cinta," tapi sebetulnya lebih kena diartikan "Keramah-tamahan dalam hubungan
dengan seseorang." "Li" dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah,
adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Pemujaan terhadap leluhur, dasar bin
dasarnya kepercayaan orang Cina bahkan sebelum lahirnya Kong Hu-Cu, lebih
diteguhkan lagi dengan titik berat kesetiaan kepada sanak keluarga dan
penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu juga menggaris bawahi arti
penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat kepada suami serta
kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya. Ini agak berbeda
dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap bentuk tirani.
Kong Hu-Cu yakin, adanya negara itu tak lain untuk melayani kepentingan rakyat,
bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan bahwa penguasa
mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan yang moralis dan
bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum ajarannya sedikit
mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang kamu tidak suka
orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."
Pokok pandangan utama Kong Hu-Cu
dasarnya teramat konservatif. Menurut hematnya, jaman keemasan sudah lampau, dan
dia menghimbau baik penguasa maupun rakyat supaya kembali asal, berpegang pada
ukuran moral yang genah, tidak ngelantur. Kenyataan yang ada bukanlah perkara
yang mudah dihadapi. Keinginan Kong Hu-Cu agar cara memerintah bukan main
bentak, melainkan lewat tunjukkan suri teladan yang baik tidak begitu lancar
pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong Hu-Cu lebih mendekati seorang
pembaharu, seorang inovator ketimbang apa yang sesungguhnya jadi idamannya.
Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti
Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di Cina, sedangkan penguasa saat
itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya. Baru sesudah dia wafatlah
ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.
Berbetulan dengan munculnya dinasti
Ch'in tahun 221 SM, mengalami masa yang amat suram. Kaisar Shih Huang Ti, kaisar
pertama dinasti Ch'ing bertekat bulat membabat habis penganut Kong Hu-Cu dan
memenggal mata rantai yang menghubungi masa lampau. Dikeluarkannya perintah
harian menggencet lumat ajaran-ajaran Kong Hu-Cu dan menggerakkan baik spion
maupun tukang pukul dan pengacau profesional untuk melakukan penggeledahan
besar-besaran, merampas semua buku yang memuat ajaran Kong Hu-Cu dan
dicemplungkan ke dalam api unggun sampai hancur jadi abu. Kebejatan berencana
ini rupanya tidak juga mempan. Tatkala dinasti Ch'ing mendekati saat ambruknya,
penganut-penganut Kong Hu-Cu bangkit kembali bara semangatnya dan mengobarkan
lagi doktrin Kong Hu-Cu. Di masa dinasti berikutnya (dinasti Han tahun 206 SM -
220 M). Confucianisme menjadi filsafat resmi negara Cina.
Mulai dari masa dinasti Han,
kaisar-kaisar Cina setingkat demi setingkat mengembangkan sistem seleksi bagi
mereka yang ingin jadi pegawai negeri dengan jalan menempuh ujian agar yang jadi
pegawai negeri jangan orang serampangan melainkan punya standar kualitas baik
ketrampilan maupun moralnya. Lama-lama seleksi makin terarah dan berbobot:
mencantumkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu-Cu. Berhubung jadi pegawal negeri
itu merupakan jenjang tangga menuju kesejahteraan material dan keterangkatan
status sosial, harap dimaklumi apabila di antara para peminat terjadi
pertarungan sengit berebut tempat. Akibat berikutnya, ber generasi-generasi
pentolan-pentolan intelektual Cina dalam jumlah besar-besaran menekuni sampai
mata berkunang-kunang khazanah tulisan-tulisan klasik Khong Hu-Cu. Dan, selama
berabad-abad seluruh pegawai negeri Cina terdiri dari orang-orang pandangannya
berpijak pada filosofi Kong Hu-Cu. Sistem ini (dengan hanya sedikit selingan)
berlangsung hampir selama dua ribu tahun, mulai tahun 100 SM sampai 1900 M.
Tapi, Confucianisme bukanlah semata
filsafat resmi pemerintahan Cina, tapi juga diterima dan dihayati oleh sebagian
terbesar orang Cina, berpengaruh sampai ke dasar-dasar kalbu mereka, menjadi
pandu arah berfikir selama jangka waktu lebih dari dua ribu tahun.
Ada beberapa sebab mengapa
Confucianisme punya pengaruh yang begitu dahsyat pada orang Cina. Pertama,
kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu diragukan lagi. Kedua, dia seorang
yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat banyak hal-hal yang memang tak
sanggup dilaksanakan orang. Jika Kong Hu-Cu kepingin seseorang jadi terhormat,
orang itu tidak usah bersusah payah menjadi orang suci terlebih dahulu. Dalam
hal ini, seperti dalam hal ajaran-ajarannya yang lain, dia mencerminkan dan
sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah kemungkinan yang
menjadi faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu. Kong Hu-Cu tidaklah
meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina menukar dasar-dasar
kepercayaan lamanya. Malah kebalikannya, Kong Hu-Cu ikut menunjang dengan bahasa
yang jelas bersih agar mereka tidak perlu beringsut. Tampaknya, tidak ada
seorang filosof mana pun di dunia yang begitu dekat bersentuhan dalam hal
pandangan-pandangan yang mendasar dengan penduduk seperti halnya Kong Hu-Cu.
Confucianisme yang menekankan
rangkaian kewajiban-kewajiban yang ditujukan kepada pribadi-pribadi ketimbang
menonjolkan hak-haknya -rasanya sukar dicerna dan kurang menarik bagi ukuran
dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan tampak luar biasa efektif. Diukur dari
sudut kemampuan memelihara kerukunan dan kesejahteraan dalam negeri Cina dalam
jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun, jelaslah dapat disejajarkan dengan
bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.
Gagasan filosofi Kong Hu-Cu yang
berakar dari kultur Cina, tidaklah berpengaruh banyak di luar wilayah Asia
Timur. Di Korea dan Jepang memang kentara pengaruhnya dan ini disebabkan kedua
negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh kultur Cina.
Saat ini Confucianisme berada dalam
keadaan guram di Cina. Masalahnya, pemerintah Komunis berusaha sekuat tenaga
agar kaitan alam pikiran penduduk dengan masa lampau terputus samasekali. Dengan
gigih dan sistematik Confucianisme digempur habis sehingga besar kemungkinan
suatu saat yang tidak begitu jauh Confucianisme lenyap dari bumi Cina. Tapi
karena di masa lampau, akar tunggang Confilcianisme begitu dalam menghunjam di
bumi Cina, bukan mustahil -entah seratus atau seratus lima puluh lahun yang akan
datang - beberapa filosof Cina sanggup mengawinkan dua gagasan besar:
Confucianisme dan ajaran ajaran Mao Tse-Tung
6. ST. Paul
"Rasul" Paul, sejaman tapi lebih muda sedikit dari Nabi Isa, tak syak lagi
penyebar Agama Nasrani yang paling terkemuka. Pengaruhnya dalam teologi Kristen
jelas menunjukkan yang paling mantap, paling berjangkau jauh dibanding semua
penulis dan pemikir Kristen lainnya.
Paul, juga terkenal dengan panggilan
Saul, dilahirkan di Tarsus, sebuah kota di Cilicia (kini Turki), beberapa tahun
sebelum tiba era Kristen. Biarpun seorang warga Romawi, dia lahir sebagai
Yahudi, pendalam bahasa Ibrani di masa muda dan memperoleh pendidikan mendalam
perihal ke-Yahudian, dia juga belajar dagang dan bikin kemah. Selaku pria remaja
dia berangkat ke Darussalam bekerja di bawah bimbingan pendeta Gamaliel, seorang
guru Yahudi kenamaan. Walaupun Paul dan Isa berbarengan ada di Darussalam saat
itu, tapi amat diragukan keduanya pernah bertemu muka.
Sesudah "mangkat"-nya Isa,
orang-orang Kristen dianggap selaku pembangkang dan karenanya digasak
habis-habisan. Mula-mula Paul ikut menghantam, tapi dalam perjalanan menuju
Damsyik di matanya seakan terbayang Isa berbicara dengannya dan segera Paul
masuk Nasrani. Ini merupakan titik balik penting dalam kehidupan pribadinya.
Jika dulunya jadi ]awan dan tukang gebuk orang Kristen, kini dia berubah menjadi
penyebar dan penganjur paling gigih dan paling berpengaruh untuk kepentingan
Agama Nasrani.
Paul menghabiskan sisa hidupnya
dengan menulis dan memperdalam ke-Kristenan. dan meraih banyak pemeluk
berbondong-bondong memasuki Agama Nasrani. Selama kegiatan dakwahnya dia
melakukan perjalanan kian-kemari secara kerap, baik ke Asia Kecil, Yunani,
Suriah dan Palestina. Menghadapi orang-orang Yahudi Paul tidak keliwat sukses,
bahkan lebih sering menimbulkan pertentangan dan dalam banyak peritiwa jiwanya
sering terancam. Khotbah menghadapi orang non-Yahudi, Paul teramatlah
menonjolnya dan peroleh sukses besar sehingga sering dia diberi julukan "Rasul
orang-orang non-Yahudi." Tak seorang pun bisa mengungguli kehebatan Paul dalam
penyebaran Agama Nasrani.
Sesudah menyelesaikan tiga kali
perjalanan panjang menyebar agama di dalam wilayah bagian timur Kekaisaran
Romawi, Paul kembali ke Darussalam. Apa lacur, begitu sampai begitu diamankan,
dan diboyong ke Roma ke depan pengadilan. Sejarah tak begitu jelas mencatat
bagaimana ujung pengadilan itu, bahkan tak jelas pula apakah sejak itu dia
pernah dapat meninggalkan Roma. Akhirnya, diperkirakan tahun 64 M Paul dibunuh
dekat kota Roma.
Pengaruh Paul dalam perkembangan
Agama Nasrani dapat diukur dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya dalam
penyebaran agama. Kedua, tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian penting
Perjanjian Baru. Ketiga, peranannya dalam hal pengembangan teologi Kristen.
Dari 27 buku Perjanjian Baru, tak
kurang 14 dihubungkan dengan jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern berpendapat 4
atau 5 buku dari 14 itu ditulis oleh orang lain, namun tak diragukan lagi bahwa
Paullah orang terpenting secara pribadi menulis Perjanjian Baru.
Pengaruh Paul di bidang teologi
Kristen betul-betul tak terperikan besarnya. Ide-idenya termasuk hal-hal sebagai
berikut: Isa tidak cuma nabi yang mengesankan tapi juga suci. Isa wafat demi
dosa-dosa kita dan penderitaannya dapat membebaskan kita. Manusia tidak bisa
melepaskan diri dari dosa-dosa hanya dengan mencoba melaksanakan
perintah-perintah yang tertera dalam Injil, tapi hanya bisa dengan jalan
menerima Isa sepenuh jiwa. Sebaliknya, apabila manusia menerima dan percaya Isa,
segala dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan doktrin-doktrinnya
mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19).
Karena kepatuhan kepada hukum semata
tidak cukup untuk menjamin kebebasan, Paul menegaskan bahwa tak ada gunanya
memeluk Agama Nasrani seraya tetap bersiteguh di soal batasan-batasan Yahudi apa
yang boleh dimakan dan apa yang tidak, serta percuma saja jika masih mengamalkan
aturan-aturan Musa atau masih disunat. Seberapa pemuka-pemuka Kristen saat itu
menentang keras pendapat Paul dalam segi ini. Dan andaikata sikap mereka ini
menyebar luas, sangatlah disangsikan Agama Nasrani bisa berkembang begitu cepat
di seluruh Kekaisaran Romawi.
Paul tak pernah kawin, walaupun tak
ada cara membuktikannya, jelas Paul tak pernah adakan hubungan kelamin dengan
wanita. Pandangannya mengenai seks dan wanita sudah terikat dengan kitab suci,
karena itu membawa pengaruh besar pada sikap-sikapnya di belakang hari. Dalilnya
yang masyhur dalam kaitan ini tercantum dalam (I Corinthians 7:8-9) yang
bunyinya: "Kuserukan kepada para lelaki yang tak kawin dan para janda adalah
baik bagi mereka jika mereka mematuhi petuahku dan menyontoh ihwal diriku. Tapi
jika mereka tak bisa bertahan, biarkanlah mereka kawin karena bagaimanapun kawin
itu masih lebih baik daripada dibakar."
Paul juga punya pendirian yang tegas
mengenai status wanita yang layak: "Biarkanlah wanita-wanita itu belajar apa
saja secara diam-diam dan saya tidak merasa risau apabila mereka juga mengajar
ataupun oleh sebab satu dan lain hal menguasai kaum pria, asal saja secara
diam-diam. Soalnya karena Adamlah yang menyebabkan adanya Hawa." (I Timothy 2:
11-13). Sikap yang lebih tegas dikemukakan pula dalam I Corinthias 11:7-9.
Memang, kalimat-kalimat Paul sudah pernah jadi pendapat banyak tokoh sejamannya.
Yang perlu dicatat adalah Isa sendiri tak pernah tampil dengan
pernyataan-pernyataan serupa itu.
Paul, lebih dari orang-orang
lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi
menjadi agama besar dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan
berdasar kepercayaan semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang
abad-abad berikutnya.
Belakangan semua teolog Kristen,
termasuk Augustine, Aquinas, Luther dan Calvin, semuanya terpengaruh oleh
tulisan-tulisan Paul. Begitu mendalamnya pengaruh Paul sampai-sampai banyak
sarjana beranggapan Paul-lah yang jadi pendiri Agama Nasrani, dan bukannya Isa. Tentunya anggapan ini keliwat berlebihan. Biar
bagaimana, taruhlah pengaruh Paul tidak bisa disejajarkan dengan Isa, yang sudah
pasti dia jauh lebih hebat dari pemikir Nasrani yang mana pun juga.
7. Ts'ai lun
Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar
kemungkinan sebuah nama yang asing kedengaran di kuping pembaca. Menimbang
betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat meremehkannya
begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang
sepatah pun. Ini sungguh keterlaluan. Ditilik dari sudut arti penting kegunaan
kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut bisa menimbulkan sangkaan
jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan tidak bisa dipercaya ada
atau tidaknya. Tetapi, penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas
bahwa Ts'ai Lun itu benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam dongeng.
Dia seorang pegawai negeri pada
pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan contoh kertas kepada
Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam
penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat
dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang Cina
senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya
tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak yang dapat diketahui
perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut dia itu orang kebirian.
Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya
naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya jadi cukong.
Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke
kejatuhannya. Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak-- Ts'ai Lun
mandi bersih-bersih, mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk racun.
Penggunaan kertas meluas di seluruh
Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor
kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali Cina merahasiakan cara pembikinan
kertas ini. Di tahun 751, apa lacur, beberapa tenaga ahli pembikin kertas
tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah
diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan kertas menyebar ke
seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini.
Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg
menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing
sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini penggunaan kertas begitu
umumnya sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia
tanpa kertas. Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari bambu.
Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk. Memang ada juga buku yang
dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di Barat
--sebelum ada kertas-- buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material
ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan
Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga
harga sulit terjangkau.
Sekarang, entah buku entah barang
tulisan lain dapat diprodusir secara murah dan sekaligus dalam jumlah
besar-besaran. Ini semua berkat adanya kertas. Memang, arti penting kertas
tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin cetak
pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan begitu
murah.
Pertanyaan yang agak musykil
sekarang: Siapa yang mesti urutan tingkatnya lebih atas antara Ts'ai Lun dan
Gutenberg? Meskipun ruwet juga saya menentukan siapa diantara kedua orang ini
berhubung sama-sama pentingnya, tetapi akhirnya saya ambil putusan tingkat Ts'ai
Lun sedikit lebih tinggi dalam urutan ketimbang Gutenberg. Alasan-alasan saya
begini: (1) Kertas digunakan banyak sekali semata-mata untuk bahan tulisan. (2)
Ts'ai Lun mendahului Gutenberg dan Gutenberg mungkin tak terpikirkan bikin mesin
cetak kalau saja kertas tidak diketemukan. (3) Andaikata hanya salah satu dari
mereka melakukan ciptaan, saya duga tanpa mesin ciptaan Gutenberg pun buku-buku
masih bisa diprodusir lewat sistem cetak blok (yang sudah lama dikenal orang
jauh sebelum Gutenberg) lewat kombinasi kertas daripada lewat kombinasi dengan
kulit domba.
Apakah pada tempatnya memasukkan
baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg dalam urutan orang-orang yang paling berpengaruh
di dunia? Untuk menyelami arti penting yang sempurna tentang penemuan kertas dan
mesin cetak, sangatlah perlu memahami perkembangan kebudayaan Barat dan Cina.
Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih dalam tarap lebih rendah
ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun seribuan Masehi,
kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad ke-7 dan ke-8
kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di dunia. Sesudah
abad ke-15 M, Barat ngebut meninggalkan Cina di belakang. Pelbagai penyelesaian
kultural mengenai perubahan-perubahan ini telah banyak dikembangkan, tetapi
pelajaran teori tampaknya mengabarkan satu segi penting yang justru menurut saya
sekedar suatu penjelasan yang tersederhana sifatnya.
Potongan bambu dicuci dan dicelup ke
dalam hak air sebagai langkah permulaan persiapan pembikinan kertas.
Tentu saja benar, pertanian dan
tulis-menulis berkembang lebih duIu Timur Tengah ketimbang Cina. Tetapi hal ini
bukanlah suatu jawaban apa sebab kebudayaan Cina begitu lambat dan berada di
belakang Barat. Satu masalah muskil, menurut hemat saya, adalah sebelum adanya
Ts'ai Lun tak ada satu tulisan bermutu pun di Cina. Di dunia Barat papyrus sudah
ada, dan meskipun bahan itu mengalami kemunduran, tulisan dalam bentuk gulungan
tak terbatas jumlahnya dan buku-buku lebih baik kualitasnya daripada ditulis di
atas kayu atau bambu. Kekurangan bahan untuk menulis merupakan faktor penghambat
utama kemajuan kebudayaan Cina. Seorang sarjana Cina memerlukan satu gerobak
untuk membawa sejumlah buku yang dianggapnya bermanfaat. Bayangkan saja betapa
berabenya berusaha mengatur administrasi pemerintahan dengan keadaan seperti
itu.
Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun
merombak total keadaan itu. Dengan sejumlah bahan-bahan tulisan yang ada,
kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad
sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab
penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama. Di abad ke-4 M Cina pun
secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan
cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat
tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti
kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih
murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan
sekarang terbalik.
Sesudah orang-orang Barat mulai
menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan berhasil
menyempitkan jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan
keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M Cina berada jauh di atas Eropa dalam
hal kemakmuran.
Mengapa selanjutnya Cina berada di
belakang Eropa? Berbagai penjajagan kultural yang njlimet telah dicoba, tetapi
mungkin pengamatan teknologi yang sederhana dapat menemukan jawabannya. Di abad
ke-15 di Eropa, seorang genius bernama Johann Gutenberg menemukan cara
memproduksi buku sebanyak-banyaknya. Akibat penemuan itu, kultur Eropa maju
dengan pesat. Karena Cina tidak punya orang seperti Gutenberg, Cina tetap
bertahan pada sistem pencetakan blok sehingga perkembangan kulturnya merangkak
lebih lambat.
Melumatkan batang bambu
Membikin lembaran kertas
Mengepres lembaran kertas
Mengeringkan lembaran kertas
Apabila orang menerima analisa di
atas, dia tidak bisa tidak harus menerima kesimpulan bahwa Ts'ai Lun dan
Gutenberg adalah dua manusia yang merupakan tokoh sentral dalam sejarah
dunia.
Memang, Ts'ai Lun berada di barisan
paling depan dari penemu-penemu lain karena beberapa alasan. Umumnya
penemuan-penemuan merupakan produk dari jamannya dan bisa juga terjadi biarpun
orang yang betul-betul menemukannya tak pernah hidup samasekali. Tetapi, keadaan
ini samasekali tidak berlaku pada masalah kertas. Orang-orang Eropa tidak mulai
memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah Ts'ai Lun. Mereka baru terbuka
pikiran dan membikinnya sesudah belajar proses pembikinannya dari orang Arab.
Dalam hubungan ini, biarpun orang sudah menyaksikan bagaimana orang Cina
memproduksi kertas, bangsa-bangsa Asia lainnya tak pernah punya kemampuan
memproduksinya. Jadi jelaslah, penemuan cara memproduksi kertas bukanlah
pekerjaan gampang, tak bisa begitu saja bisa dilaksanakan oleh kebudayaan maju
yang serba tanggung, melainkan erat kaitannya dengan sumbangan pikiran dari
perseorangan yang punya kelebihan luar biasa. Ts'ai Lun adalah model orang macam
itu, dan cara membikin kertas yang dilakukannya (disamping modernisasi yang
diperkenalkan sekitar tahun 1800 M) pada dasarnya sama serupa apa yang dilakukan
orang hingga kini.
Inilah alasan mengapa saya
menempatkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg kedua-duanya dalam urutan kesepuluh
pertama orang berpengaruh dalam buku ini, dengan menempatkan Ts'ai Lun lebih
atas ketimbang Gutenberg.
8. Johann Guttenberg
Lazim Johann Gutenberg dianggap penemu mesin cetak. Apa yang sebetulnya dia
lakukan adalah mengembangkan metode pertama penggunaan huruf cetak yang bergerak
dan mesin cetak dalam bentuk begitu rupa sehingga pelbagai macam materi tulisan
dapat dicetak dengan cepat dan tepat.
Tak ada penemuan yang terlompat dari
pemikiran seseorang, tidak juga mesin cetak. Segel dan bulatan segel yang
pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina
berabad-abad sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun
868 M sebuah buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Proses serupa juga
sudah dikenal orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok memungkinkan
pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan:
karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat
untuk sebuah buku, dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai
macam buku.
Sering disebut orang sumbangan
terpenting Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa
bergerak. Dalam perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar
pertengahan abad ke-11 M oleh seorang bernama Pi Sheng. Huruf-huruf cetak
aslinya terbuat dari semacam tanah yang tidak bisa tahan lama. Sementara itu
beberapa orang Cina dan Korea sudah melakukan serentetan penyempurnaan dan
berhasil baik sebelum Gutenberg. Orang-orang Korea menggunakan huruf cetak
metal, dan pemerintah Korea membantu sebuah pabrik peleburan untuk memproduksi
huruf cetak di awal abad ke-15 M. Lepas dari semua ini, keliru juga jika
menganggap Pi Sheng seorang yang punya pengaruh spesial. Pada tingkat pertama,
Eropa tidak belajar huruf cetak bergerak dari Cina melainkan atas kreasinya
sendiri. Kedua, mencetak dengan cara huruf cetak bergerak belum pernah digunakan
secara umum di Cina sendiri sampai baru-baru ini saja tatkala prosedur
percetakan modern mereka pelajari dari Barat.
Ada empat komponen esensial cara
percetakan modern. Pertama, huruf cetak yang bergerak, berikut beberapa prosedur
penyetelan dan peletakan huruf-huruf yang mapan. Kedua, mesin cetak itu sendiri.
Ketiga, tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan. Keempat, bahan semisal
kertas untuk mencetaknya. Kertas telah diketemukan di Cina bertahun sebelum
mesin cetak oleh Ts'ai Lun dan penggunaannya telah tersebar luas di Eropa
sebelum jaman Gutenberg. Itulah unsur satu-satunya dari proses cetak Gutenberg
yang sudah siap jadi. Meskipun orang lain pernah melakukan macam-macam pekerjaan
terhadap tiap-tiap komponen itu, namun Gutenberg telah berhasil melakukan
macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal logam campuran
untuk huruf cetak; menuangkan cairan logam untuk huruf cetak blok secara tepat
dan teliti; minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk
mencetak.
Mesin Cetak Gutenberg
Tetapi, sumbangan pikiran Gutenberg
secara keseluruhan lebih besar dari siapa pun juga dalam hal penyempurnaan mesin
cetak. Arti pentingnya terutama terletak pada keberhasilannya menggabungkan
semua unsur mesin cetak menjadi suatu sistem yang efektif dan produktif. Karena
itu mesin cetak, berbeda dengan penemuan-penemuan lain sebelumnya, merupakan
proses produksi besar-besaran yang utama. Sepucuk bedil dengan sendirinya jauh
lebih efektif ketimbang sebuah busur dan anak panah. Sebuah buku hasil cetakan
tak banyak beda dengan sebuah buku hasil tulisan tangan. Kelebihan mesin cetak
dengan demikian terletak pada segi produksi besar-besarannya. Apa yang telah
dikembangkan oleh Gutenberg bukanlah sebesar sebuah alat atau penemuan akal, dan
bukan sekadar serentetan penyempurnaan, melainkan suatu proses produksi
lengkap.
Perbendaharaan biografis kita
mengenai diri Gutenberg langka sekali, kita hanya tahu dia lahir di Jerman
sekitar tahun 1400 M di kota Mainz. Sumbangannya terhadap seni cetak-mencetak
terjadi pada pertengahan abad dan pekerjaan terbagusnya --apa yang disebut Injil
Gutenberg-- dicetak di Mainz sekitar tahun 1454 M. Anehnya, nama Gutenberg tak
pernah tercantum dalam buku mana pun, tidak juga dalam Injil Gutenberg, walaupun
jelas dia sendiri yang cetak dengan alat penemuannya.
Gutenberg tidak pernah tampak
sebagai seorang usahawan; benar-benar dia tidak punya keinginan dapat uang dari
hasil penemuannya. Dia sering terlibat dengan dakwaan pengadilan yang
mengakibatkan keharusan baginya membayar tebusan dalam bentuk alat-alat
perlengkapannya kepada temannya bernama Johann Fust. Gutenberg wafat tahun 1468
di kota Mainz.
Satu halaman dari kitab Injil Gutenberg yang asli
Salah satu pengaruh Gutenberg dalam
sejarah dunia dapat mendatangkan keuntungan jika kita hubungkan dengan
perkembangan di Cina dan Eropa di masa-masa berikutnya. Pada saat Gutenberg
lahir, kedua daerah itu hampir sama majunya. Tetapi sesudah Gutenberg menemukan
mesin cetak Eropa melesat maju dengan cepatnya, sedangkan Cina --yang masih
menggunakan cetak blok-- perkembangannya agak lambat. Mungkin berlebihan jika
kita bilang perkembangan percetakan satu-satunya faktor yang jadi penyebab
perbedaan tingkat kemajuan, tetapi penemuan itu jelas punya arti penting yang
tidak bisa disingkirkan.
Juga penting dicatat jika hanya tiga
orang dalam daftar buku ini hidup di masa lima abad sebelum Gutenberg sedangkan
enam puluh tujuh hidup di masa lima abad sesudah wafatnya Gutenberg. Ini
menunjukkan betapa penemuan Gutenberg amat berarti --bahkan bisa disebut suatu
penemuan penting-- dalam kaitan penarikan pelatuk revolusi kemajuan jaman
modern.
Alexander Graham Bell bahkan boleh
saja tidak lahir ke dunia tetapi telepon tetap diketemukan pada saat yang sama
dalam sejarah. Begitu juga bisa diambil contoh penemuan-penemuan lain, tanpa
Gutenberg, penemuan alat cetak modern akan tertunda beberapa generasi, dan
diukur dari hebatnya pengaruh yang ditimbulkannya, tak salah lagi Gutenberg
dapat kehormatan tercantum dalam daftar urutan buku ini.
9. Christopher columbus
Colombus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui
benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia, di luar
dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan
kolonisasi Dunia Baru dan sekaligus pula merupakan tonggak penting dalam
sejarah. Colombus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk
pemukiman baru, menyebar penduduk dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan
isi bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu,
penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka
panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang
dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli.
Walhasil, Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia Lama.
Garis besar kisah Colombus bukan
masalah baru. Dia dilahirkan di Genoa, Itali, tahun 1451. Tatkala berangkat
dewasa, dia menjadi nakhoda kapal dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya
Colombus yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di
timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik dan dia
dengan tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana
tanpa biaya cukup. Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan
anggaran untuk ekspedisi percobaannya.
Kapalnya melepas sauh pelabuhan
Spanyol tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas
pantai Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan
berlayar laju arah ke barat. Sebuah pelayaran yang bukan main panjang, sehingga
tidak aneh jika para awak kapal merasa ngeri dan kepingin balik saja. Colombus?
Tidak! Perjalanan mesti diteruskan, sekali layar terkembang pantang digulung.
Dan tanggal 2 Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di
haluan.
Colombus kembali ke Spanyol bulan
Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu disambut orang dengan penuh
penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik
dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang. Tetapi sia-sia! Colombus
tetap bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke
Asia Timur jauh sebelum orang lain sadar.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus
jadi gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator
dia betul-betul tidak becus sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang
ke Spanyol dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia
dibebaskan hanya saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan
Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya di
tahun 1506 --kabar lain lagi-- ada jugalah sedikit harta kekayaannya.
Kapal "Nina," "Pinta" dan "Santa Maria" berlayar menuju Dunia Baru
Jelas, pelayaran pertama Colombus
merupakan perubahan revolusioner bagi sejarah Eropa, dan malahan punya pengaruh
lebih besar bagi Benua Eropa. Anak-anak sekolah semua menghafal tahun 1492
merupakan tahun penting. Walau begitu masih ada banyak kemungkinan yang
keberatan menempatkan nama Colombus dalam urutan daftar buku ini.
Salah satu keberatan adalah karena
bukannya Colombus orang Eropa pertama yang menemukan Dunia Baru. Leif Ericson,
pelaut Viking, berabad-abad sebelum Colombus sudah menjejakkan kaki di Benua
Amerika dan bolehlah dipercaya beberapa orang Eropa lain juga sudah menyeberangi
Samudera Atlantik di masa-masa antara Leif Ericson dan Colombus.
Dari sudut sejarah, Leif Ericson
bukanlah tokoh penting. Hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah tersebar
luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun baik di Amerika maupun
Eropa. Sebaliknya, berita penemuan Amerika oleh Colombus menyebar bagai kilat ke
seluruh Eropa. Hanya beberapa tahun sekembalinya Colombus, dan sebagai akibat
langsung dari penemuannya, banyak ekspedisi tambahan berdatangan di Dunia Baru
dan penaklukan serta kolonisasi pun mulailah.
Seperti halnya tokoh-tokoh lain di
dalam buku ini, Colombus mudah terkena gangguan pelbagai komentar seakan-akan
apa yang ia lakukan orang lain juga lakukan andaikata Colombus tidak pernah
hidup di dunia. Eropa abad ke-15 M berada dalam keadaan risau dan berkemelut:
dunia perdagangan berkembang, penjelajahan daerah baru tak terelakkan. Bangsa
Portugis nyatanya memang aktif amat mencari arus jalan baru ke Timur, pada
saat-saat menentukan sebelum Colombus.
"Pendaratan Columbus"oleh John Vanderlyn
Adalah mungkin sekali Amerika cepat
atau lambat ditemukan oleh orang Eropa; bahkan mungkin sekali kalaulah ada
penundaan, saatnya tidak begitu lama. Tetapi perkembangan berikutnya akan sangat
jauh berbeda apabila Amerika ditemukan --katakanlah tahun 1510-- oleh ekspedisi
orang Perancis atau Inggris dan bukannya tahun 1492 oleh Colombus. Dengan dalih
apa pun memang nyatanya Colombuslah orang yang menemukan benua Amerika.
Kemungkinan keberatan ketiga adalah,
bahkan sebelum perjalanan Colombus banyak orang-orang Eropa abad ke-15 yang
sudah maklum bahwa sesungguhnya bumi ini bulat bentuknya. Teori ini sudah
diungkapkan oleh filosof Yunani berabad-abad sebelumnya, dan pembenaran yang tak
tergoyahkan dari hipotesa Aristoteles sudah cukup untuk meyakinkan kaum
terpelajar Eropa di tahun 1400-an. Sementara itu, Colombus sendiri tidak
terkenal orang yang menunjukkan bahwa bumi ini bulat. (Paling tidak, dia tidak
berhasil melakukannya). Dia masyhur dalam hal penemuan Dunia Baru, yang baik
orang Eropa abad ke-15 atau Aristoteles tak tahu menahu adanya benua
Amerika.
Akhlak Colombus tidaklah sepenuhnya
dikagumi. Dia terkenal kikir. Sifat inilah yang menyebabkan dia menghadapi
kesulitan memperoleh tunjangan dana dari Ratu Isabella karena Colombus terlampau
menampakkan keserakahannya tatkala melakukan tawar-menawar. Juga --walaupun
tidak pantas menuduhnya menurut ukuran etika jaman sekarang-- dia memperlakukan
orang-orang Indian dengan kekejaman yang sangat. Karena itu, daftar buku ini
bukanlah terdiri dari orang-orang yang paling bijak bestari dalam sejarah,
melainkan orang yang paling berpengaruh, dan dalam kerangka ukuran ini Colombus
menempati urutan nyaris paling atas.
10. Albert Einstein
Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20.
Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori
"relativitas"-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu
sama lain: teori khusus "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori
umum "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum
gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan
tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya
tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang,
"semuanya adalah relatif." Teori Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah
ungkapan yang nyaris menjemukan itu. Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat
matematik yang pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif.
Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang tergantung pada si
penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan
subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan
peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara
revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang
absolut. Contoh berikut ini dapat menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa
tegasnya dia merombak pendapat kita tentang ruang dan waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang
angkasa --sebutlah namanya X--meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan
100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di
pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan.
Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju
pada arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan yang
berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat ruang angkasa Y,
mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi bumi pada kecepatan 180.000
kilometer per detik. Pengamat di atas pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan
serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang
angkasa itu melaju pada arah yang bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan
antara kedua pesawat itu 80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat
tak bisa tidak akan bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar
kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein
memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari kedua pesawat ruang angkasa,
mereka akan bersepakat bahwa jarak antara keduanya bertambah pada tingkat ukuran
100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000 kilometer per detik.
Kelihatannya hal ini mustahil.
Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga
jangan-jangan ada perincian yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak!
Hasil ini tidak ada hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong
mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil,
tak ada apa pun yang kurang, alat rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak
mengecoh. Menurut Einstein, hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi
semata-mata sebagai akibat dari sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah
bisa diperhitungkan lewat rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya merupakan
kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi "teori
relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara gading," seolah-olah teori itu
tak punya arti penting samasekali. Tak seorang pun --tentu saja tidak-- membuat
kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki.
Salah satu kesimpulan "teori relativitas" Einstein adalah benda dan energi
berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan
sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda,
sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000
kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan
sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya.
Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu
mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Orang karuan saja tak bakal bisa
membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir semata-mata berpegang pada
rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak orang
memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun,
bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada
yang cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya
yang menulis surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan
terbukanya kemungkinan membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti
penting bagi Amerika Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum
didahului Jerman. Gagasan itulah kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang
akhirnya bisa menciptakan bom atom pertama.
"Teori relativitas khusus"
mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi semua sepakat,
teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah dirumuskan
manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena "teori relativitas umum"
Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah
lantaran kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk
lengkung angkasa luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!
Bagaimana bisa orang mengukur bentuk
lengkung ruang angkasa?
Einstein bukan sekedar mengembangkan
secara teoritis, melainkan dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih
dan jelas sehingga orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa
diuji. Pengamatan berikutnya --dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan
tatkala gerhana matahari total-- telah berulang kali diyakini kebenarannya
karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.
Teori umum tentang relativitas
berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan semua hukum-hukum ilmiah. Pertama,
Einstein merumuskan teorinya tidak atas dasar percobaan-percobaan, melainkan
atas dasar-dasar kehalusan simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas
dasar rasional seperti lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para
cendekiawan abad tengah perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan
metode ilmuwan modern yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga:
pemikir Yunani dalam hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil
mengelola dan menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi
percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan dengan
sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari pendekatan Einstein
adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu yang amat indah, bergaya,
teguh dan secara intelektual memuaskan semua teori ilmiah.
Teori relativitas umum juga dalam
beberapa hal berdiri secara terpisah. Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya
kira-kira saja berlaku. Ada yang kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua.
Sedangkan mengenai teori umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya
diterima tanpa kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan
teoritis atau percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori
umum relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan
di masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh sesuatu
teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas tetap merupakan
pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan dalam usahanya menuju
kebenaran terakhir.
Meskipun Einstein teramat terkenal
dengan "teori relativitas"-nya, keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga
membuatnya tersohor selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh
Hadiah Nobel untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya
membeberkan efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya
merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu Einstein
membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.
Anggapan lama lewat percobaan yang
tersendat-sendat mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari gelombang elektro
magnit, dan gelombang serta partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan
hipotesa Einstein menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan
dengan teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti
penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya pengaruh besar
dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam radiasi, energi elektron
dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah tertentu) yang saat ini
merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.
Dalam hal menilai arti penting
Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac Newton merupakan hal menyolok. Teori
Newton pada dasarnya mudah dipahami, dan kegeniusannya sudah tampak pada awal
mula perkembangan. Sedangkan "teori relativitas" Einstein teramat sulit dipahami
biarpun lewat penjelasan yang cermat dan hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika
mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan Newton mengalami benturan
dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah tampak luntur atau
goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, "teori relativitas" penuh dengan hal yang
saling bertentangan. Ini merupakan bagian dari kegeniusan Einstein bahwa pada
saat permulaan, ketika gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum diuji yang
dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak dikenal,
dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan mencampakkan
teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan hati-hati merenungkan
terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa kontradiksi ini hanya pada lahirnya saja
sedangkan sebenarnya tiap masalah selalu tersedia untuk memecahkan kontradiksi
itu dengan cara yang halus namun cerdik dan tegas.
Kini, kita anggap teori Einstein itu
pada dasarnya lebih "correct" ketimbang teori Newton. Jika begitu halnya kenapa
Einstein ditempatkan Lebih bawah dalam daftar tingkat urutan buku ini?
Alasannya tersedia. Pertama,
teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak dasar dan batu pertama ilmu
pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa karya Newton, kita tidak akan
menyaksikan teknologi modern sekarang ini. Bukannya Einstein.
Ada lagi faktor yang menyebabkan
mengapa kedudukan Einstein dalam urutan seperti yang pembaca saksikan. Dalam
banyak hal, perkembangan suatu ide melibatkan sumbangan pikiran banyak orang.
Ini jelas sekali misalnya dalam ihwal sejarah sosialisme, atau dalam
pengembangan teori listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak 100% merumuskan
"teori relativitas" dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian terbesar
memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan arti
penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi
seorang, si genius dan si jempolan, Einstein.
Einstein mendiskusikan teori-teorinya.
Einstein lahir tahun 1879, di kota
Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara
Swiss tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas
Zurich tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun
itu pula dia menerbitkan kertas kerja perihal "relatif khusus," perihal efek
foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja
kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah
mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal
di dunia. Teori-teorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali
Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat
itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada
saat berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi
anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya
untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan
penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.
Pemerintah Jerman tidak menyesal
menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena
persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan "teori umum relativitas,"
dan tahun 1921 dia memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari
kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan
dialah ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.
Karena Einstein seorang Yahudi,
kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun
1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga
Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat.
Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang
kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein
meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.
Einstein senantiasa tertarik pada
ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan
pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh terhadap sistem
politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan Pacifis, dan seorang penyokong
teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak
seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola.
Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena
hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena untuk
Einstein.
0 komentar:
coment after read! and comment with ethic!
habis baca jangan lupa comment! comment dengan etika